"Duduk sini, nak...
dekat pada bapak
jangan kau ganggu ibumu
engkau lelaki kelak sendiri..."

Lagu Iwan Fals itu mengiang-ngiang di kepala. Lagu itu diciptakan Iwan buat anaknya, (alm) Galang Rambu Anarki. Dulu, waktu Abiyyu masih belajar jalan seperti Dani sekarang ini, aku suka mendendangkannya... dalam hati tapi. ^_^

Seperti juga hari ini (14/7). Seharian berada di rumah, karena badan mendadak 'lemah' malah mendatangkan hikmah sendiri... jadi punya waktu buat si Dani Qurrotu 'Ayun.

"haloo dani..." dan dani tersenyum sebagai jawabannya. Senyum yang mampu meluluhkan segala sedih dan pedih. Lalu ku temani ia, hingga ia tertidur... lalu bangun, hingga tertidur lagi.

Saat kakaknya, Abiyyu, pulang dari sekolah, Dani menampakkan keriangannya... dengan caranya. Ditarik-tariknya rambut kakaknya itu, lalu diciumnya... ^_^ Amazing...

Uufhh... jika anak adalah kertas putih, maka orang tuanya adalah pena-nya, begitu petuah Rasulullah SAW. Tiba-tiba, aku jadi gamang sendiri, seperti apa macam pena diriku ini. Seperti apa wujud tulisannya kelak. Jika kertas itu kemudian kelak dihisab, masihkah ia tetap putih atau malah telah terbakar menjadi abu?

Ayah.. oh ayah... tahu aku kini, seperti apa rasanya yang dirasakan ayah saat menjadi ayah dari diriku waktu kecil. Sulit didefinisikan memang. Tapi aku tahu, seperti yang Ebiet G. Ade bilang, suatu saat : bahuku yang sekarang (anggap saja) kekar, legam terbakar matahari, suatu saat akan menjadi kurus dan terbungkus....

Namun, semangat itu tidaklah akan pernah pudar................

Diposkan oleh doniriadi.blogspot.com Thursday, July 17, 2008

3 komentar

  1. Anonymous Says:
  2. ehem... ehemmmm
    indah banget pak doni...
    apapun pekerjaan dan masalahnya "keluarga yang utama"....

     
  3. Anonymous Says:
  4. pak don, jadi ingat sama ayah dan kenangan bersamanya.

     
  5. ---> pak imam dan pak hakim...^_^
    thx bro... moga kita jadi sama2 ayah yang kukuh berjuang buat anak2 kita...

     

Subscribe here

Better Place For Children