"Bro, bangunlah dari mimpi sedihmu...Injaklah bumi...Be realistic...!"
^_^ ahhh...sahabat yang satu ini... memang selalu bisa membangunkan 'tidur panjang'ku.
Dengan kata-katanya itu, ia telah mengguncang-guncangkan bahuku. Dan, aku 'terbangun' karenanya...
Belum lagi penuh kesadaranku...dia sudah memberondongku dengan tajam katanya.
"Bro, kamu tu ga' kunjung dewasa juga...Bodoh! Ga' ada yang ideal di dunia ini. Sebenarnya apa yang kau cari di dunia ini? Ha?"
"Bro... kamu cuma pantas jadi adikku. Brother namamu, nggak layak diarti'in kakak...Adik, itu yang paling pantes!"
Gubrak!...I think it's raining more than ever...Hujannnya kelewat lebat. Lebih lebat dari biasanya.
"Kenapa pake tarik nafas panjang?" Kamu gundah kan?" selidiknya mengejar lagi. "Nggaklah...aku nggak gundah, aku cuma mengumpulkan kekuatan di udara raya...", aku mencoba bertahan. "Bo'ong...apa bedanya gundah sama nggak punya kekuatan?", ia segera menukas.
***
Ditengah-tengah kita, bertaburan orang yang hidupnya tak 'menginjak bumi'. Mereka hidup bersama mimpi. Impian itu yang membuat mereka mampu bertahan hidup. Impian itu yang membuat mereka sabar menanti terbitnya matahari pagi. Meski mendung pun, mereka akan datang lagi ditempat yang sama, dengan cara yang sama, keesokan harinnya, lagi dan lagi, menanti hingga mereka bisa menemukan apa yang mereka cari.
Ada segumpal ideal dalam impian mereka. Sesuatu yang sebenarnya bahkan hingga akhir hayatnya pun bisa saja tak akan pernah mereka dapatkan. Tapi dengan mimpi mereka itu, jika kita mau jujur, dunia ini menjadi lebih berwarna. Dunia penuh dengan cerita ke-heroikan mereka, yang dimata sebagian orang mungkin terlihat sebagai kekonyolan.
Intinya, sampai kapanpun idealis takkanbisa sejalan seiring dengan realis. Begitu mereka kedapatan sejalanseiring, itu artinya pastilah ada yang menurunkan 'derajatnya'. Mungkin idealis yang me-realis atau realis yang kecampuran idealis...hmmm..berdarah campuran gitulah...istilahnya JK. Rowling...
Lalu, dimana posisi perfeksionis? Perfeksionis, bisa ada di dua-duanya. Bisa ada di idealist juga bisa di realist. Karena perfeksionis adalah spirit untuk selalu berada dalam keadaan sempurna. Mempersembahkan kesempurnaan, adalah misinya. Walo tentu saja, argumen ini akan segera terbantahkan, bahwa mana ada sih di dunia ini yang bernama sempurna. Sebab, udah dari sononya, manusia menjadi tempatnya khilaf dan salah.
Hemm...perfeksionis tak ada hubungannya dengan itu semua. Perfeksionis, adalah seorang pekerjakeras yang ingin mempersembahkan kesempurnaan. Artinya, lihatlah kerjakerasnya itu. Penekanannya ada disitu, di kerja keras. Perfeksionis membenci orang yang setengah hati dalam bertarung, ala kadarnya, atau apa adanya. Bagi perfeksionis, sekali dirimu bersaksi, maka seluruh diri menjadi taruhannya. Sempurna atau tidak sama sekali. All out atau never! Total atau nggak usah sama sekali.
Karenanya, seorang perfeksionis adalah orang yang pertama-tama 'terkapar', bila berada dalam sebuah 'habitat' yang tak kunjung mengidolakan mimpi. Atau punya mimpi namun sekedar mimpi, alias mimpi yang realistis banget. Dia juga adalah orang-yang pertama-tama menderita, atas banyak toleransi-toleransi atas nama ketidakberdayaan dan atas nama ketidakmampuan.
***
Jadi, ketika matahari mulai menyinari... maka marilah pula kita bersama-sama memberi sinaran. When the sun shines, we'll shine together. ...JIka hujan mulai menggenangi, maka ajaklah siapa saja, minimal orang terdekat kita buat bernaung bersama di payung yang kita kembangkan. Idealiskah dia, perfeksioniskah dia, realiskah dia...yang penting kini, kita bersama-sama memberi sinar dan bersama-sama pula berlindung. sebab, cuma dengan itu, kita bisa survive...dan memberikan yang terbaik yang kita punya...di penggalan usia kita...^_^
Dan, untuk sahabat yang telah membangunkanku..aku berkata padanya," terima kasih telah membangunkanku dari mimpi...yang satu, dan kini aku sedang menuju mimpi yang berikutnya..hehehe...".
Tapi, however...aku turuti saranmu. That's a friend use for! Buat menaati saran dari seorang sahabat.
^_^ ahhh...sahabat yang satu ini... memang selalu bisa membangunkan 'tidur panjang'ku.
Dengan kata-katanya itu, ia telah mengguncang-guncangkan bahuku. Dan, aku 'terbangun' karenanya...
Belum lagi penuh kesadaranku...dia sudah memberondongku dengan tajam katanya.
"Bro, kamu tu ga' kunjung dewasa juga...Bodoh! Ga' ada yang ideal di dunia ini. Sebenarnya apa yang kau cari di dunia ini? Ha?"
"Bro... kamu cuma pantas jadi adikku. Brother namamu, nggak layak diarti'in kakak...Adik, itu yang paling pantes!"
Gubrak!...I think it's raining more than ever...Hujannnya kelewat lebat. Lebih lebat dari biasanya.
"Kenapa pake tarik nafas panjang?" Kamu gundah kan?" selidiknya mengejar lagi. "Nggaklah...aku nggak gundah, aku cuma mengumpulkan kekuatan di udara raya...", aku mencoba bertahan. "Bo'ong...apa bedanya gundah sama nggak punya kekuatan?", ia segera menukas.
***
Ditengah-tengah kita, bertaburan orang yang hidupnya tak 'menginjak bumi'. Mereka hidup bersama mimpi. Impian itu yang membuat mereka mampu bertahan hidup. Impian itu yang membuat mereka sabar menanti terbitnya matahari pagi. Meski mendung pun, mereka akan datang lagi ditempat yang sama, dengan cara yang sama, keesokan harinnya, lagi dan lagi, menanti hingga mereka bisa menemukan apa yang mereka cari.
Ada segumpal ideal dalam impian mereka. Sesuatu yang sebenarnya bahkan hingga akhir hayatnya pun bisa saja tak akan pernah mereka dapatkan. Tapi dengan mimpi mereka itu, jika kita mau jujur, dunia ini menjadi lebih berwarna. Dunia penuh dengan cerita ke-heroikan mereka, yang dimata sebagian orang mungkin terlihat sebagai kekonyolan.
Intinya, sampai kapanpun idealis takkanbisa sejalan seiring dengan realis. Begitu mereka kedapatan sejalanseiring, itu artinya pastilah ada yang menurunkan 'derajatnya'. Mungkin idealis yang me-realis atau realis yang kecampuran idealis...hmmm..berdarah campuran gitulah...istilahnya JK. Rowling...
Lalu, dimana posisi perfeksionis? Perfeksionis, bisa ada di dua-duanya. Bisa ada di idealist juga bisa di realist. Karena perfeksionis adalah spirit untuk selalu berada dalam keadaan sempurna. Mempersembahkan kesempurnaan, adalah misinya. Walo tentu saja, argumen ini akan segera terbantahkan, bahwa mana ada sih di dunia ini yang bernama sempurna. Sebab, udah dari sononya, manusia menjadi tempatnya khilaf dan salah.
Hemm...perfeksionis tak ada hubungannya dengan itu semua. Perfeksionis, adalah seorang pekerjakeras yang ingin mempersembahkan kesempurnaan. Artinya, lihatlah kerjakerasnya itu. Penekanannya ada disitu, di kerja keras. Perfeksionis membenci orang yang setengah hati dalam bertarung, ala kadarnya, atau apa adanya. Bagi perfeksionis, sekali dirimu bersaksi, maka seluruh diri menjadi taruhannya. Sempurna atau tidak sama sekali. All out atau never! Total atau nggak usah sama sekali.
Karenanya, seorang perfeksionis adalah orang yang pertama-tama 'terkapar', bila berada dalam sebuah 'habitat' yang tak kunjung mengidolakan mimpi. Atau punya mimpi namun sekedar mimpi, alias mimpi yang realistis banget. Dia juga adalah orang-yang pertama-tama menderita, atas banyak toleransi-toleransi atas nama ketidakberdayaan dan atas nama ketidakmampuan.
***
Jadi, ketika matahari mulai menyinari... maka marilah pula kita bersama-sama memberi sinaran. When the sun shines, we'll shine together. ...JIka hujan mulai menggenangi, maka ajaklah siapa saja, minimal orang terdekat kita buat bernaung bersama di payung yang kita kembangkan. Idealiskah dia, perfeksioniskah dia, realiskah dia...yang penting kini, kita bersama-sama memberi sinar dan bersama-sama pula berlindung. sebab, cuma dengan itu, kita bisa survive...dan memberikan yang terbaik yang kita punya...di penggalan usia kita...^_^
Dan, untuk sahabat yang telah membangunkanku..aku berkata padanya," terima kasih telah membangunkanku dari mimpi...yang satu, dan kini aku sedang menuju mimpi yang berikutnya..hehehe...".
Tapi, however...aku turuti saranmu. That's a friend use for! Buat menaati saran dari seorang sahabat.
Its raining more than ever.. (Nyesel yah temenan ma C***>?? Ternyata.. Hehe..)
Antara Idealis… Perfectionis dan Realistis..
Ditengah-tengah kita, bertaburan orang yang hidupnya tak 'menginjak bumi'. Mereka hidup bersama mimpi.
Yah.. bertaburan Don… tapi masing2nya.. punya kemampuan yg berbeda dlm memaknai dan memanage mimpi itu.. Yakinlah, yg memilih tidak berlama lama dalam kubangan mimpi… akan memenangkan ‘kebahagiaan itu’
Impian itu yang membuat mereka mampu bertahan hidup. Impian itu yang membuat mereka sabar menanti terbitnya matahari pagi.
Tolong artikan dgn benar...pahami dl.. hal itu berbeda dgn ‘hidup dlm mimpi’ (statement Doni di YM)
Mrk punya mimpi.. Itu betul… bahkan semua org punya mimpi..
tapi tidak ‘hidup dlm mimpi’… Cuma segelintir org ‘bodoh’ yg rela terus menerus hidup di alam mimpi… Merasakan segalanya sbg sesuatu yg ‘semu’… Cape deeeh…
Meski mendung pun, mereka akan datang lagi ditempat yang sama, dengan cara yang sama, keesokan harinya, lagi dan lagi, menanti hingga mereka bisa menemukan apa yang mereka cari.
Ada segumpal ideal dalam impian mereka. Sesuatu yang sebenarnya bahkan hingga akhir hayatnya pun bisa saja tak akan pernah mereka dapatkan.
?????
Tolong bedakan pula antara kebodohan dan ideal Don…
C*** ganti aja deh… Ada segumpal ‘kebodohan’ yg menyusup ke dlm mimpi mrk.. hihihii..
Menanti...?? Terlalu bnyk waktu terbuang krn menanti sesuatu yg gak pasti...
Sementara.. akhirnya banyak jg yg udah pasti jadi terlewatkan.. yg harusnya terengkuh… malah disia siakan..
Inal mubaziro is a job of syaithon Don.. hehehe..
Lagi lagi.. cuma org bodoh yg mau temenan ma syaithon … astagfirullah…
Impian itu memang ideal Don… Namanya jg mimpi.. Bahkan cenderung sempurna!
Makanya tugas si empunya mimpi lah to take a control.. Biar gak kebablasan mencari yg ideal.. gak loss control mencari kesempurnaan.
Kalo kt Dorce Gamalama… kesempurnaan cm milik Allah ehehehe..
Tapi dengan mimpi mereka itu, jika kita mau jujur, dunia ini menjadi lebih berwarna. Dunia penuh dengan cerita ke-heroikan mereka, yang dimata sebagian orang mungkin terlihat sebagai kekonyolan.
Pahlawan konyol??? Itu pecundang namanya Don!!
Gak akan C*** biarkan Doni terlena jd pecundang…
Gak boleh!
Adikku Doni hrs jadi pahlawan yg sesungguhnya
Pahlawan utk istrimu… anak2mu… sahabat2mu… murid2mu…
Ingat!… YG SESUNGGUHNYA.. bukan mimpi!!
Pantes aja jenuh...
Hidupmu terlalu monoton...
Terlalu lama berkubang dlm mimpi…
Terlalu bangga dgn ‘kepencundangan’ (Again n again.. Ur statement in T*** case)
Maka cobalah realistis...
C*** jamin.. warna warni hidupmu… akan jauh lebih cerah…
Gak cuma ‘warna itu2 aja’… akan berkelap kelip kyk bintang yg kasih keindahan bagi mlm… kyk lampu2 ampera yg kasih keindahan to Palembang (hahaha… blm liat jembatan ampera skr kan?? Banjir lampu Don.. Teraaaang! )
Kita gak tau sampe kpn kita hidup..
Jd jgn sia siakan… dgn cuma ‘bermimpi kosong’….
Maknai dan manage mimpimu itu menjadi lbh dinamis...
Biar keluar aura semangat itu... ok??
Hm,
Intinya, sampai kapanpun idealis takkanbisa sejalan seiring dengan realis. Begitu mereka kedapatan sejalan seiring, itu artinya pastilah ada yang menurunkan 'derajatnya'. Mungkin idealis yang me-realis atau realis yang kecampuran idealis...hmmm..berdarah campuran gitulah...istilahnya JK. Rowling...
Kesimpulanmu :
Karenanya, seorang perfeksionis adalah orang yang pertama-tama 'terkapar', bila berada dalam sebuah 'habitat' yang tak kunjung mengidolakan mimpi. Atau punya mimpi namun sekedar mimpi, alias mimpi yang realistis banget. Dia juga adalah orang-yang pertama-tama MENDERITA, atas banyak toleransi-toleransi atas nama ketidakberdayaan dan atas nama ketidakmampuan.
Hihihihi… Pernah nonton sinetron CAHAYA gak Don?
Kl kt Meriam Bellina di situ… You salah lagi You… I kasih senyum aja you…!
Hayolah…. Jgn berpikir terlalu sempit Don.
Ok… realis dan idealis gak usah seiring sejalan.. gak harus mnurunkan ‘derajat’ ...
Tempatkan saja sesuai kebutuhan … tentu lebih indah..
Dan itulah “kesempurnaan”
Pada kenyataannya…
Siapa sih yg sekarang sdg berdiri dalam mimpi sedih?
Siapa yg kmr bilang sdg menjadi pecundang dlm kekinian?
Seorang idealis bukan?
Yg tidak bisa mentolerir ‘dinamika’ kehidupan?
Mengaku hero tapi butuh banyak bantuan to menjadi kuat?? Mencari kekuatan katamu??
Yg jenuh hidup monoton tapi tetap bangga dgn idealisme kuno hehehe…
(Pasti jawabmu : Tapi aku tidak MENDERITA Shine.. )
Hahaha….
Ntar dulu Don… C*** gak bilang kl C*** ini penganut paham realis sejati lho ya… (Itu cm tuduhan-mu )
C*** free… Bisa bergeser kemana aja… tergantung kata hati…
C*** pilih yg bisa membuat nyaman saja
And 4 the last... Itulah bedanya C*** dan Doni.. ehehe..
Perbedaan itu seru yah Don
Kesimpulanku :
Jgn pake kt TERLALU aja deh yaaa…
Terlalu itu… indikasi LEBAY.. lebay itu mubazir... (So.. ??? )
Terlalu idealis… Terlalu realistis… hmm… sekali lg.. gunakan sesuai kebutuhan saja.. porsi dan posisi yg pas. Itu lbh penting Yaaah.. Yang sedang sedang saja… kyk kt Vetty Fera eheheheh..
Biar ada keseimbangan dlm hidup ini… Hati kita lbh tau mana yg bisa membuat nyaman J
Ok Bro???
Jadi, ketika matahari mulai menyinari... maka marilah pula kita bersama-sama memberi sinaran. When the sun shines, we'll shine together. ...JIka hujan mulai menggenangi, maka ajaklah siapa saja, minimal orang terdekat kita buat bernaung bersama di payung yang kita kembangkan. Idealiskah dia, perfeksioniskah dia, realiskah dia...yang penting kini, kita bersama-sama memberi sinar dan bersama-sama pula berlindung. sebab, cuma dengan itu, kita bisa survive...dan memberikan yang terbaik yang kita punya...di penggalan usia kita...^_^
Setuju Bro… Setuju bgt sama suggest terakhirmu itu..
Tapi… buat C***.. itu hanya berlaku kl C*** berada pada kondisi LUPA!
Lupa bahwa C*** adalah orang dari golongan ‘egois level advance’ hehehe…
Upz!1 Sorry :D
Wis yah Bro… segitu aja komentnya…
Ctt : Ini cuma opini lho yaaaa…