Download File (file : 2,6 Mb format .pdf) (Note : Mulai tertanggal 10 Maret 2011, atas permintaan penulis skripsi ini, link downloadnya tidak bisa ditampilkan disini, dan akan diganti dalam bentuk jurnal skripsi.)
Membaca hasil penelitian Bu Dian, seorang teman yang gigih berempati kepada perjuangan tanpa batas Ibu yang memiliki anak berkebutuhan khusus (khususnya Autisma), adalah sebuah pengalaman batin yang amat berharga. Bukan hanya karena metodologi kualitatifnya --yang dikenal butuh kesabaran, detail, dan keistiqomahan luar biasa-- sehingga tidak banyak peneliti yang mau melakukannya. Tapi, juga energi kasih sayang yang menyemburat dahsyat dari rekaman perjalanan kehidupan 3 orang ibu (obyek penelitiannya) dalam membesarkan anak yang terdiagnosis Autis.
Sabar, menjadi karakter utama dan pertama bagi ibu yang memiliki anak autis. itu sebabnya, terapi pertama ditujukan kepada ibu bukan pada anaknya. Ibu harus terlebih dahulu melapangkan dadanya, tidak malu, dan menerima tulus ikhlas amanah buah hati yang 'sedikit' berbeda dengan anak-anak lainnya. Semua karakter sabar ini, akan menjadi bahan bakar dasar spirit ibu untuk mengabdi sepanjang hayatnya nanti demi pemulihan kondisi anaknya.
Ibu, harus memiliki stamina tanpa batas. Menciptakan suasana kondusif bagi tumbuh kembangnya tanpa pernah mengeluh. Bila dalam sudut pandang anak autis, dunia itu mengerikan (bahkan suara banyu mili pun terdengar seram), maka ibu berjuang membalikkannya, agar dunia ini menjadi ramah bagi mereka.
Jauh dalam lubuk hati para ibu ini, tersimpan sebuah permintaan sederhana, agar kita (society) sedikit berempati dan akomodatif terhadap anak-anak mereka, khususnya akses ke dunia pendidikan, yang terasa begitu dingin dan tak bersahabat. Berikan mereka akses pendidikan yang berkualitas, agar anak-anak mereka kelak tumbuh dan menjadi pribadi yang mandiri dan turut berfastabiqul khoiriot menebar kemanfaatan bagi hidup dan kehidupan.
Penelitian ini pada dasarnya adalah sebuah Tugas Akhir atau Skripsi untuk menjadi sarjana Psikologi UNDIP. Dengan seizin dari penulisnya, kubuatkan cover depan yang populis, dengan harapan semoga ia menjadi sedikit lebih renyah dibaca. Transkrip wawancara di bab lampiran, adalah salah satu point teristimewa di penelitian setebal lebih dari 500 halaman ini. Ia menjadi semacam buku harian atau sharing pengalaman berharga dalam cerita bertahun-tahun ibu membesarkan anaknya, berikut suka-duka yang menyelimutinya.
Tanggal 4 April ini adalah Hari Autisma Sedunia. Ini adalah kado dari kami untuk komunitas Autisma, pemerhati pendidikan, dan komunitas penyelenggara pendidikan inklusi untuk anak-anak berkebutuhan khusus. Semoga bermanfaat.
(Peluk hangat untuk Prita dan Faisal, 2 orang murid special need-ku di Sekolah Alam Ar-Ridho, yang menjadi 2 dari 3 anak autis yang diteliti oleh Bu Dian. Angkat topi juga untuk bundanya, yang tak diragukan lagi kedalaman pengabdiannya. Kalianlah yang membuat dunia ini menjadi luas dan bermakna. Jikalau boleh, izinkan kami menghaturkan maaf atas banyak hal yang sebenarnya bisa kami lakukan tapi justru tak kami lakukan. Seperti kata teman, "Gusti Allah mboten sare". Allah tak pernah tidur, mencatat setiap tetes keringat dan jerih payah ibu yang pasti akan terbalaskan setimpal di hari akhir nanti.)
Belum lagi baca "buku" itu, baru baca pengantar ini, aku sudah tunduk takzim untuk para ibu... Andai aku bisa menerbitkannya.
--> iya pak...tunduk badan amat dalam buat para ibu ini...mrk benar2 luar biasa... akan ada jalannya insyallah...