bismillah,

Benar adanya...,kejujuran alias as-sidqie alias honesty berbuah ketenangan jiwa.
sore ini (31/11), aku baru saja mempraktekkanya.

I beat the the devil...!

ceritanya,
aku menemukan sebuah hape.
hape bagus, nda...

Aku menemukannya setelah ngajar eskul fotografi anak-anak SMP SAA.
Atau lebih tepatnya, setelah perjalanan ke "Madura", alias potong rambut gitu lox..

Saat ditemukan, hape-nya berantakan. Batere dan chasingnya lepas. Maka, kurangkailah dia.
Ternyata itu tipe hape high end. colour...dual band (dual simcard), bisa dengerin radio fm, ada mp4 playernya, ada cameranya, dan screennya lebar...

Langsung deh, dua 'makhluk' pada nyamperin...
yang satu merah dan bertanduk , pake tombak...
nyang satunya lagi, putih-putih ada sayapnya di punggungnya
(halah..! iki kakean nonton film Holywood yo..^_^. Visualisasi setan dan malaikat yang keliru keblinger)

si Devil, sebut saja begitu, dengan tangkas bilang," Rezeki, boss!"
si Angel, tangkas pula menukas, "Rezeki gundulmu kuwi! Bukan hakmu yooo...wek 'e uwong yo.."
dan bla...bla...bertengkar beradu argumenlah mereka....

Simaklah, satu petikan dialog mereka,
Devil, berpendapat, "itu resiko orang lalai, tidak hati-hati memelihara aset yang diamanahi oleh Allah padanya. Kalo ditemukan orang, yo berarti orang itu udah dipilih untuk ganti merawatnya. Sing Menemukan yo pewaris sah barang ilang".. Weleh, maut nda, kalimate...

Angel tak mau kalah,"yang namanya manungso kuwi, tempat lalai dan khilaf. Yo, dikasih kesempatan buat memperbaiki diri to yo...Balekno lan dinasehati, ojoh maneh-maneh..." Prikitiw...arif lan wicaksana.

Singkat cerita,
terbingung-bingunglah si manusia, harus memilih di antara dua pilihan.
Antara memilikinya atawa mengembalikannya..

Sebuah 'blink', alias bola lampu ala Alfa Edison kemudian muncul di kepala. Terhamparlah wajah-wajah sedih para manusia malang yang sedang terkena musibah kehilangan.... Mungkin saja mereka telah bekerja keras siang dan malam, banting tulang, dan menabung sedikit demi sedikit untuk bisa memiliki benda yang diidamkan, namun kemudian hilang dalam sekejapan.

Jujur, teringat pula saya, pada seorang murid saya nun jauh disana, yang kehilangan hape-nya dengan sengaja alias kecopetan...deritanya, kesulitannya, tanpa memegang alat komunikasi itu terlihat kentara. Alhamdulillahnya, dasar ia orang beriman, meski kehilangan sesuatutapi tetep saja dimaknai positif... ya, minimal jadi lebih bisa menjaga fitnah dunia...hihi..^_^

Maka, turunlah keputusan untuk mengembalikannya. Mesake' yo..., wis koyo ngono kuwilah intinya.

Tapi, blais...
Hapene di kunci password yoo....baterene low batt sisan..
Jadi, tak bisa lihat tuh isi hape untuk cari tahu siapa pemiliknya.
Akhirnya kuambil simcardnya dan dibuka hapeku yang low end alias jadul itu...kekeke...

maka, pada seseorang pengirim pesan terbanyak dalam simcard itu, kukirim berita penemuan itu. (wezzz..koyo opo wae..)

dan lihatlah,
tak selang beberapa lama,
dihadapanku kini terpancar raut muka gembira...
dia adalah sang pemilik hape...
lucunya lagi,
jebule pemiliknya koncone dhewe...alias wong kito pulo...
bukan orang asing yang jauh
hihi...
gembira juga akumelihat wajah gembira.

Aneh, sedesir ketenangan kemudian menghampiri hatiku. Apkah itu karena si Devil merah bertanduk dua itu angkat kaki pergi?

Sang empunya kemudian berpamitan, seraya mengucap terima kasih.
Ehhh, 2 jam kemudian balik lagi ke rumah....
ono opo maneh?
owalah, rupanya dia datang sambil membawa sekeranjang buah-buahan...
hahaha...aya-aya wae...^_^
ya sudah, matur nuwun kami ucapkan balik.

Sebuah premis baru tercipta, dalam sudut pandang tertentu, lebih baik kehilangan sesuatu untuk tetap memiliki sesuatu.Lebih baik memilih kehilangan sesuatu (yang bukan hak saya) agar bisa tetap memiliki Iman di dada. Kita akan kehilangan iman ketika, persis kita mengambil dan memiliki sesuatu, yang bukan milik atau hak kita untuk memilikinya. Posesivitas sejati, rasa kepemilikan sejati, justru dimiliki oleh orang yang ikhlas menghilangkan/kehilangan sesuatu.

Maka, dalam konteks ini, petuah Khalifah Ali ada relevansinya. Khaqlifah Ali berkata, "Orang yang kuat, menjadi lemah dimataku, ketika aku berusaha mengambil sesuatu darinya yang bukan menjadi haknya. Orang yang lemah, menjadi kuat dimataku, ketika aku berusaha mengembalikansesuatu yang seharusnya menjadi haknya.

Maka, pertanyaan lain datang. "Di negeri kita ini, lebih banyak orang kuatnya atau orang lemahnya?"

Thus, tiba-tiba sekelebatan ide mampir dikepala,
hape ini hanyalah barang sepele,
tapi bisa jadi inii hanyalah sebuah miniatur.
ada banyak pertarungan antara Angel dan Devil, baik dan buruk, di kehidupan ini.
Mungkin malah dalam bilangan dan volume yang lebih besar.
Klaim-klaim pemilikan, pengambilan paksa hak-hak orang lain , terlebih hak-hak kaum miskin, perampokan, penipuan, korupsi...semuanya bersumber pada tabiat manusia terhadap nafsu kepemilikan atawa posesivitas semu. Sesungguhnya ini adalah jalan buntu, jalan menjadi orang yang lemah.

maka, doanya, semoga kita semua. diberkahi kemudahan dalam mengakses rezseki yang halal dan thoyyib. Pertarungan abadi itu akan selalu ada, hingga menyisakan satu pemenang. Bilamana hari ini kita kalah, semoga esok-esok kita ganti menjadi pemenangnya...

(nuhun pisan, untuk bahasanya teh, campur aduk...lagi pingin menulis bebas. dan nuhun pula supaya tidak dibaca sebagai ujub, semata hanya untuk saling sharing aja..tawashawbilhaq wa tawashawbilmarhamah...begi
tulah kiranya. )

Doni telah bicara. howgh!

Diposkan oleh doniriadi.blogspot.com Sunday, November 01, 2009

4 komentar

  1. budi maryono Says:
  2. berat tapi menenangkan... Eh, tampilan baru ik! Pengin tapi gak bisa. Hahaha...

     
  3. hehe...
    pingin template anyar pak...
    yo, kapan2 kita garap bareng...gampang kok...^_^

     
  4. Ah curang, Pak Budi dtawarin mau dibikinin, aku nggak...!

    hehehe...

     
  5. hehe, biar ngiri gitu lox...

     

Subscribe here

Better Place For Children