Tulisan ini ditujukan kepada empunya blogspot PKSWatch.

Pada akhirnya, sebuah keterpampangan diperlihatkan didepan mata. Saat saya menulis sebuah koment yang berjudul : HNW dan Pemurnian Agama, di message ke #43 dan empunya PKSWatch lalu dengan semangat meng-counter tulisan saya, di message #45.

Namun, mungkin tanpa disadari olehnya, kesemangatannya membantah telah menelanjangi dirinya sendiri. Dalam hal ini, saya bisa menangkap bahwa empunya blog itu ilmunya tidaklah sedalam dan sebijak yang saya duga. Bahwa, dia ternyata tidak setangguh yang saya kira.

Ini memberikan efek kepada saya, sehingga timbul rasa malas untuk menulis atau memberi koment lagi di blog itu. Karena bagi saya, pilihan-pilihan kata, dan cara berpikir empunya PKSWatch tidaklah menunjukkan karakter da'i, tapi awam kebanyakan.
Padahal, saya berharap, mungkin saya dapat belajar sesuatu hal darinya, dari empunya blog itu.

Entahlah, mungkin blog itu suatu saat akan menjadi berat sebelah, tidak imbang, dan akhirnya : menjadi tak berkualitas dan tak dapat direkomendasikan untuk dibaca, karena isinya melulu caci maki, sumpah serapah, keluhan, ketidakpercayaan, dan kekecewaan. Jika ini menumpuk di memori, maka dijamin, saya dan mungkin juga anda bakalan cepat tua. :>

Dari sekian banyak koment, saya menggarisbawahi beberapa hal, diantaranya :

1. Klaimnya tentang sumber-sumber hukum. Khususnya pendapatnya tentang keputusan OKI, ulama di MUI, orang-orang soleh terdahulu, saudara muslim di negara sahabat, bahkan ucapan seorang presiden, sebagai sumber yang tak dapat dipatuhi atau dijadikan pegangan.
Ini adalah ciri nasionalisme sempit dan bukan universalitas Islam.

2. Penafsiran sepihak ayat : tidak ada paksaan dalam agama (QS. Albaqoroh). Ini adalah ciri orang yang doyan mengedepankan logika sendiri saat mentafsirkan ayat-ayat Allah.

3. Sikapnya terhadap aliran sesat dan menyesatkan. Saya sungguh tidak paham tentang kalimat : "Orisinal menurut siapa ?" , pada saat saya katakan bahwa HNW, sama dengan ulama lain sekedar berusaha menjaga kemurnian/orisinalitas Islam.


4. Solusi yang ditawarkannya : Mendidik anak an-sich. Tanpa usaha proteksi, tanpa ada sanksi/penghukuman, tanpa ada 'serangan' balik.
Jelas,ini bukan karakter pergerakan Islam.

5. Klaim sepihak atas : Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, dikorelasikan dengan minimnya sikap dan simpati PKS kepada korban pengrusakan.
Jelas, ini adalah bukti miskinnya data dan kepahaman tentang PKS. Walaupun di blognya mengutip banyak sumber berita (sekunder) dari media massa dan media online tentang PKS.

Dan masih ada lagi sih, tapi, sudahlah...
mending sekarang aku menulis hal lain aja deh, yang jauh lebih bermanfaat.

Salam jihad, buat siapa saja yang sedang berjuang di parlemen, menjadikan paralemen sebagai podium dakwah, dan juga yang sedang berjuang di ekstraparlemen. Keduanya sama mulianya, selama keikhlasan ada di hati dan Allah sebagai tujuannya.[]

Diposkan oleh doniriadi.blogspot.com Sunday, March 12, 2006

10 komentar

  1. Anonymous Says:
  2. terus saja berkomunikasi dengan blog pkswatch, jangan memutus silaturahmi. tokh apapun yang ada di sana, membuat kita tetap bisa mengendalikan pikiran dan perasaan. Coba kalo gak ada blog kayak gitu, kita akan asyik dengan perasaan benar sendiri tanpa ada kritikan. Terlepas kritikan itu benar atau salah, yang jelas, itu semua merupakan perhatian terhadap PKS. Saya sendiri tinggal bersama komunitas PKS di sebuah kompleks yang 99% orang PKS. Mereka sama sekali tak menjauhi saya ketika beberapa kali saya mengkritik langsung keadaan yang memang pantas untuk dikritik.
    Jadi, selamat menjalin silaturahmi kembali dengan saudara2 kita dimanapun, termasuk di blog yang anda ulas itu.
    jabat erat!

     
  3. mataharitimoer,
    thanks atas komment dan sarannya.

    manusia itu memang paling 'ego' dibanding makhluk Allah lainnya. Termasuk ego dalam membangun persepsi di kepala. Persepsi yang dibangun itulah yang membuat kita kadang gampang men-jugde orang lain, secara keliru.
    (saya, dalam hal ini,pun tanpa disadari kadang melakukannya).

    kerana itu, izinkan saya mengklarifikasi hal berikut ini ;

    1. saya tak memutus silahturahmi, kadang saya sesekali juga nengok blog tsb.

    2. saya tak merasa asyik dengan perasaan benar sendiri. Saya seringnya malah merenung, mencari kekurangan diri.

    3. saya tak juga antikritik. Dalam keseharian, sering kali saya juga mengkritik. Dikritik malah lebih sering.

    Tapi, saya sangat kagum dengan orang yang mengkritik berlandaskan cinta, yang tujuan akhirnya adalah menjaga kekeliruan meluruskan jalan, dengan jalan/cara mengkritik penuh cinta pula.

    4. sekali lagi, saya tak menjauh, karena memang nggak pernah merasa dekat. Terlebih, prioritas saya sekarang telah bergeser kepada pembangunan paradigma/filosofi pendidikan.

    Tentang PKSWatch, saya melihat sudah sangat banyak person-person yang memberi koment disana. I'm nobody, dengan atau tanpa entry dari saya, toh blog tsb tetap bakalan rame.

    Entah bagi anda, tapi bagi saya, kritik mestinya bersifat proposional. Karena jika tidak, sunguh ia akan melelahkan secara fisik dan psikis.

    Karena keterbatasan fisik dan psikis kita inilah, Rasulullah kemudian meminta kepada kita agar lebih memprioritaskan energi yang dipunyai untuk melakukan pekerjaan postif. Khoirunnas anfa'uhum linnas. Manusia terbaik adalah yang memberikan manfaat bagi orang lain.

    Efeknya kan luar biasa. Saat kita 'bergerak' dari sisi positif ini, atau sehabis berbuat baik, jiwa akan merasakan ketenangan...kebahagiaan.

    Jika PKSWatch membawa kemanfaatan, maka alhamdulillah. Selebihnya, serahkan saja pada Allah, karena Dia-lah pemilik hati, Maha Mengetahui apa yang tak diketahui, termasuk niatan kita yang terkubur dalam di hati.

    5. Saya juga ucapkan selamat menjalin silahturahmi dengan saudara-saudara yang lain. Jabat Erat juga!

     
  4. Anonymous Says:
  5. assalamu'alaikum... senang membaca tanggapan akhi.

    jabat erat selalu!

     
  6. Anonymous Says:
  7. kritik itu sah saja, kalau PKS memutuskan untuk terjun di politik maka siapa2lah untuk dibnilai tiap tindakannya berdasar kalkulasi polituik, Herannya kader PKS rata2 anti kritik dan lucunya beranggapan setiapm kritik terhadap pks sama dengan mengkritik ajaran Islam sendiri. Padahal 2 hal itu berbeda..

     
  8. Anonymous Says:
  9. PKS itu partai, maka dia politis. Politik itu berdasarkan kepentingan dan kekuasaan. Maka munculah pernikahan pks dan golkar, pks dan pdip dll. PKS selain membuat banyak manfaat, tapi juga membuat banyak orang sakit hati. Ini tidak bisa dibantah.

     
  10. Anonymous Says:
  11. Yang mutlak kebenarannya itu Allah, Qur'an, Hadist, Lainnya Nisbi.
    PKS,para Qiyadahnya, juga bisa salah. Menjadikan PKS dan para qiyadahnya selalu benar sehingga setiap kritikan yang ditujukan padanya membuat anak buah "memerah" sama saja mengjadikan mereka "TOGHUT" baru. Selamat berjuang PKS watch, selamat berjuang teman2 PKS

     
  12. Anonymous Says:
  13. assalamu'alaikum...
    setuju dengan ing ngalago
    kebenaran yang mutlak hanya milik Alah saja. Para Qiyadah hanyalah manusia biasa yang tak kan terlepas dari kesalahan...
    Kritik ibarat obat yang pahit, tapi menyembuhkan...
    Marilah kita sama2 interospksi diri...
    Teruskan kritikanmu PKSWatch, Teruskan perjuangan PKS..

     
  14. Anonymous Says:
  15. Kepada Yth.
    Ikhwah Fillah
    di Bumi Allah

    Hardi hanya lah seorang kader yang telah membersamai jama’ah ini sejak kuliah di pulau Jawa ketika partai masih bernama PK.
    Sekarang Hardi tinggal di sebuah kota di Pulau Sumatera, jauh dari pusat termasuk informasi kondisi kekiniaan ikhwah.

    Hardi tahu blog ini dari seorang sahabat di Bandung. Begitu membaca sepintas, Hardi menyadari mungkin ini upaya perbaikan atas kondisi yang ada. Artikel yang kemudian akan Hardi download untuk tugas taujih pekanan adalah Ketika Qiyadah Tidak Lagi Amanah. Sebenarnya ini untuk pengantar permasalahan di wajihah yang diiikuti Hardi yang akan Hardi bahas. Tapi ternyata pengantar dari DOSnya saja sudah 5 halaman belum lagi tulisan asli dari Ustadz Samsul Balda. Namun yang lebih menarik perhatian adalah banyaknya komentar yang ada (saat itu ada 120 komentar).

    Membaca semua itu membuat Hardi menangis tersedu dan selama 2 hari Hardi hanya bisa termangu memikirkan masihkan bisa bertahan di sini dengan kondisi seperti ini. Ternyata sudah sedemikian parah kondisi yang ada. Hardi memang merasakan keringnya Liqoat yang ada dari nilai-nilai tarbawi. Ketika masih kuliah di Jawa tidak lah masalah bagi Hardi untuk menuntut ilmu karena banyaknya mahad yang menyelengggarakan beraneka ragam kajian.Sekarang di tempat asal, Hardi hanya dapat berharap d ari Liqoat dan Tasqif. Namun semenjak Pilkada, taklimat yang ada hanya membahas tentang aktifitas kepartaian dan setelah 4 hari waktu kita dalam sepekan tersita untuk Dirrect Selling(DS) dan Silaturrahin Tokoh, di Liqoat materi yang ada membahas aktifitas politik pula bahkan jamnya dipercepat untuk DS Halaqoh. Kekeringan ruh dan kelelahan jasadi Hardi rasakan.

    Beberapa teman Hardi dan Hardi pun merasakan ada sesuatu yang hilang. Empati, Keteladan, Ketawadu’an ...........
    (Jadi ingat tulisan Ustadz Cahyadi Takariawan dalam buku Memoar Cinta di Jalan Da’wah pada bagian akhir. Bagaimana kemudian jundi di level bawah tidak berprasangka jika melihat tampilan anggota DPR/DPRD yang ada sementara yang di level bawah atas nama keikhlasan mengorbankan waktu dan tenaga memperjuangkan mereka).
    Setahun yang lalu, Hardi sempat bersitegang dengan struktur DPD mengenai potongan 50% dari dana bantuan binsos pemkot untuk wajihah yang diperjuangkan melalui legislatif. Jika itu wajihah fiktif sebagai kamuflase dari DPC dan DPRa, maka Hardi dapat memakluminya.Namun jika itu wajihah konkrit ada, beraktifitas dan berkontribusi untuk da’wah kenapa juga dipotong 50%?Sedangkan melalui jalur eksekutif saja maksimal potongan hanya 10% dan itu pun dilakukan oleh oknum tertentu saja. Jika alasannya untuk da’awah, bukan wajihah ikhwah juga untuk da’wah.
    Jika di tingkat daerah saja kondisinya seperti ini apalagi di tingkat pusat.

    Alasan ini yang kemudian membuat Hardi harus belajar untuk mencermati kebijakan yang ada. Pola pengaderan kita hampir sama dengan candu menurut teman-teman kiri. Mulai sedikit demi sedikit terbangun pengkultusan tokoh tanpa disadari ... Hardi memikirkan bagaimana pola pembinaan pelajar agar mereka terwarnai dengan Islam tapi jika kemudian mereka secara tidak langsung diperalat atas nama da’wah untuk direkrut menjadi pemilih pemula yang kemudian kepercayaan mereka dikhianati .... Hardi merasa binggung. Membiarkan harakah lain yang mengelola?atau?Jika tidak dibina mereka akan menambah daftar panjang kasus pelajar korban narkoba, pergaulan bebas, bahkan HIV dan AIDS.

    Hendak diletakan dimana wajah Hardi jika sampai terjadi KPK memberangus qiyadah dengan dakwaah korupsi? Sesuatu yang sangat dibanggakan oleh kader PKS adalah aleg dan kadernya bersih tidak korup namun kemudian .........

    Ya Allah, Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu berilah kami jalan keluar atas masalah ini.
    Jika da’wah ini bisa eksis dengan partai maka tegakan partai ini dengan orang-orang yang senantiasa merasakan pengawasan Engkau.
    Jika da’wah ini rusak dengan perjuangan melalui partai maka hancur partai ini dan tegakan da’wah yang telah dirintis oleh pendahulu kami seperti saat belum berbentuk partai.
    Engkau Maha Tahu atas segala sesuatu, karuniakanlah kami yang terbaik menurutMu.
    Amin.

     
  16. Miimoo Says:
  17. Klo menurut saya, dos ini bukan kader. Mungkin pernah ngaji, atau bacaannya aja yang mirip dengan bacaan kader pks. Yang ana risau adalah, bagaimana dia bisa dapat info, materi, dan data-data tentang pks? Pemahaman dan implementasi kader pks dalam hal kerahasiaan dalam dakwah memang sangat perlu ditingkatkan.

     
  18. jabon Says:
  19. wah .. kenap ya kok gak bisa di duga..??

     

Subscribe here

Better Place For Children