[Tulisan ke-1 dari 4 tulisan]

Melewati sebuah kepenatan ternyata tidaklah mudah. Jumat ini hari, mestinya aku bisa duduk berkonsentrasi penuh menyiapkan materi presentasi. Sebab cuma itu hari yang ada. Pagi-pagi sekali esoknya, aku harus sudah berada di atas bus menuju Puwokerto.

Anak-anak KAMMI daerah Puwokerto menggelar Pelatihan Kehumasan 2 hari, dan aku diharap bisa hadir di sana membawakan materi basic kehumasan yang menyenangkan : Pencitraan. Yup! Cuma hari itu, karena baru kamis malamnya Uchi, sang panitia yang juga Kadept. Humas itu, mengirimkan email kepastian digelarnya acara plus data penting yang kubutuhkan : karateristik peserta. Sebenarnya, Uchi satu bulan sebelumnya telah melakukan kontak tentang hal ini, namun sifatnya baru sebatas sharing 'rencana'.

Alhamdulillahnya, The Shine malam itu online, sehingga dengan bantuan sobat satu itu, aku bisa memamah informasi yang diberikan. Shine membuka email pribadiku dan mengirimkannya kembali melalui pesan singkat. Sambil menemani Dani di rumah, si kecil yang sedang sakit panas-batuk-pilek, aku memutar otak, menyusun strategi 'how to touch the audience at the beginning'. Bagiku, awalan menjadi penting. Awalan yang menentukan sebuah materi menarik untuk diikuti hingga akhir, hingga bisa dikenang sepanjang masa.

Namun, Allah sepertinya hendak mengujiku. Rencana untuk mengisi Jumat dengan menulis materi nyaris tak terlaksana. Aku nyaris berangkat ke Purwokerto tanpa secarik materi apapun. Sebuah hal yang fatal jika itu benar-benar bisa terjadi.

Jumat pagi, kepahitan pertama tertelan. Murid-muridku rupanya tak menyiapkan sungguh-sungguh dirinya dalam evaluasi grammar (tenses) yang telah direncanakan bersama-sama seminggu sebelumnya. Adanya awalan berupa latihan, pemberitahun materi, berikut penjelasan dan contoh-contohnya rupanya tak cukup membantu. Hasil evaluasi membuat kepalaku tertunduk. Hanya seorang yang 'berhasil' diantara 11 orang yang ada. Anak ini, kemarin telah mengerjakan 100% tugas yang kuberikan, yaitu menuliskan contoh 10 buah kalimat pada masing-masing 5 tenses dasar yang sedang dipelajari. Dia, sedang menuai buah dari hasil kerja kerasnya. Sementara teman-teman yang lain, sama-sama menuai, namun yang dituai kegagalan panen. Tugas tak diselesaikan oleh mereka, dan membuahkan kegagapan ketika waktunya evaluasitiba. Pagi itu mereka belajar satu hal : Kebisaan itu karena kerja keras, bukan cuma bakat!

Jumat Siang, komputer lab yang rewel gagal ku benahi. Setelah virusnya berhasil kuhilangkan, kini malah komputernya gagal booting. Menginstall kembali OS-nya tak memecahkan masalah. Padahal proses installnya tak memakan waktu sedikit. Belum lagi instalasi LAN yang tak sukses agar modem sebiji bisa dibuat online oleh tiga komputer sekaligus.

Jumat sore, masih sempat cukur rambut. ^_^, ini permintaan 'orang rumah' agar aku mengurusi rambutku yang menurutnya sudah saatnya dipangkas sebelum berangkat ke Purwokerto. Tapi...ngantrinya itu lo yang bikin ueneggg...lama banget. Pegel-pegel deh...

Beberapa saat sebelumnya, kakaknya Siddiq, muridku yang rencananya kuajak turut serta, memberi kabar sedih. Siddiq kecelakaan. Innalillahi... Anak itu... Padahal sebenarnya dia sudah senang banget dengan rencana perjalanan itu. Aku menjanjikan padanya sebuah view landscape gunung Sumbing-Sindoro sepanjang perjalanan menuju Puwokerto, yang bisa dia abadikan dengan kamera. Dia memang sedang 'in' dengan dunia forografi. Maklum anak 'Klub Foto' sih dia...

Ba'da maghrib, aku terduduk lesu. Dan ajaib, 'orang rumah', ibunya anak-anak itu, menjadi pahlawan bagiku. Dia telah membantuku. Melakukan hal yang sangat berarti. 'Hal kecil', namun takkan pernah bisa kulakukan, dan dia mau mengorbankan dirinya' untuk itu. Yup! dia telah menyingkirkan malu untuk melakukan hal itu. Untuk pengorbanannya itu, diam-diam aku telah merencanakan untuk memberinya sesuatu kelak jika semuanya telah usai. Dia telah berhasil membantuku mengatasi satu hal yang membuatku kalut. Tanpa bantuannya itu, aku mungkin gagal berangkat ke Purwokerto.

Ba'da Isya, ada rapat RT. Mesti hadir, tak bisa tidak. Amanah sebagai sekretaris RT membuatku harus bertanggungjawab dalam membuka rapat rutin itu. Terlebih ada tamu dari Pemkot, dari Dinas Pertamanan, yang akan memberi pencerahan soal seluk-beluk penerangan lampu jalan.

Rapat belum usai , aku sudah 'cabut' duluan. 'Saudara-saudaraku' di kelompok kajian telah menunggu kehadiranku di desa Sumberrejo, desa tetangga tak jauh dari perumahan Bukit Kencana. KAmi rencananya, mau menengok anaknya 'ustadz kami' yang telah dirawat 3 hari di Rumah Sakit karena menderita DB. Sekarang atau tidak sama sekali. Sebab, selain Hamzah, putranya itu, anak beliau yang lain juga sedang sakit dirumah. Ya, semoga kehadiran kami ini sedikit memberi dukungan moral buat beliau melewati kondisi sulit ini.

Jadi, setelah melewati episode Jumat Penat seharian, baru jam 22.30 aku baru bisa duduk tenang di depan komputer. Musuhku kini cuma satu, kantuk. Jadi, aku memulai pekerjaan yang tertunda itu dengan mengucap sebuah doa, yang kuharap bisa membentengiku dari musuh bebuyutan para pekerja malam itu. "Hasbunallah wani'mal wakil. Ni'mal maula wa nikman naasir" Cukuplah Allah sebagai wakil (pelindung)ku. Dan Dialah sebaik-baiknya pemberi pertolongan..."

Dan hup! 3 jam kemudian, aku berhasil menyusun sebuah materi presentasi. 16 halaman banyaknya. Perpaduan antara tulisan, foto, dan editing photoshop. Ditambah dengan videoclip garapan rekan-rekan HUmas purwokerto (yang kuharap akan ada), kupikir itu cukup untuk sebuah pelatihan berdurasi 2 jam.

01.30...it's over. Alhamdulillah. Senyum dulu donk... ^_^. Sambil merebahkan diri pada punggung kursi, mengendurkan urat punggung dan bahu, kudengarkan "Good Morning Indonesia"-nya Ten2Five. Yup. Sudah pagi sekarang, dan sesekali bolehlah menyapa pagi dengan lagu bagus :
"Good morning Indonesia... I luv u... hari ini kan jadi hari terbaik untukmu..."
"Good morning Indonesia... I luv u... semangat ini kan selalu ada untukmu..."


^_^
Sekali layar terkembang,
pantang kita kembali menepi
sebelum garis horizon bisa kita lewati.

Kepenatan, kebuntuan, dan kekurangan
bukanlah sebuah halangan
sebab itu semua adalah cara Allah mengukir kekuatan
ke atas diri kita
sebab dengan itu Ia memastikan bahwa kita cukup tangguh
untuk memasuki medan pertempuran yang sesungguhnya
medan penuh cahaya...
...medan dakwah.

(to be continue... Pelatihan Kehumasan Purwokerto (2) : The Backpacker's Diary)

Diposkan oleh doniriadi.blogspot.com Sunday, April 13, 2008

0 komentar

Subscribe here

Better Place For Children