(renungan kebangkitan di hari pahlawan)

di hari pahlawan ini,
aku ingin menghaturkan ribuan terima kasih pada para pahlawan sejati.
kesejatian kepahlawanan mereka membuat mereka tak akan tercatat dalam buku sejarah, atau buku manapun juga, alias tak dikenal. Pahlawan sejati bahkan mungkin tak menyadari bahwa apa yang mereka lakukan adalah aksi kepahlawanan, dan jika mereka telah wafat, mereka pasti semasa hidupnya tak pernah minta untuk dimakamkan di makam bernama makam pahlawan.

para pahlawan ini, telah menempuh perjalanan sulit. MUngkin yang lain mengambil jalan memutar, tapi, mereka menghadapi kesulitan itu dan sekarang, generasi setelahnya tinggal menikmati kemudahan karena kesulitan-kesulitan itu telah dienyahkan oleh mereka sebelumnya.

para pahlawan ini mengorbankan banyak hal, bahkan ketika mereka sendiri hanya tinggal punya sekeping jiwa, maka jiwa itulah yang mereka korbankan. Hanya untuk satu hal, sebuah kemedekaan! Merdeka dari penindasan, dan segala macam varian penindasan yang akhirnya bermuara pada : pembodohan dan kebodohan.

para pahlawan ini tak mengharap jasa imbalan. Meski sulit dan pedih jalan yang ditempuh, mereka sedikit pun tak minta bagian, ketika kesulitan dan kepedihan mereka kemudian melahirkan kebahagiaan dan kemudahan. Bahkan terkadang, para pahlawan ini justru terusir dari tempatnya bermula.

para pahlawan ini memasang dirinya di garda depan ketika datang hal-hal yang tak mengenakkan dan segera mundur ke belakang ketika kenyamanan mulai ditawarkan. Mereka pertama yang menyicipi penderitaan dan terakhir menikmati kesenangan, itupun jikalau ada sisa karena orang biasa hanya memikirkan kesenangan untuk diri dan kelompoknya saja.

ibu,bapak...engkaulah pahlawan sejatiku...
terlalu banyak perjalanan sulit yang kalian tempuh untukku
terlalu banya hal berharga yang kalian korbankan, juga untukku
kalian...akhhh...
bangganya putramu ini dilahirkan oleh pahlawan seperti kalian

doakan...
putramu ini mewarisi darah kepahlawanan kalian...
dan kelak jika waktunya gugur tiba
semoga tak ada bunga yang tertabur satu pun
karena pahlawan
tak membuat bunga menjadi terpetik
tapi justru menumbuhkan bunga-bunga...

(peluk sayang dari anakmu ini)

Diposkan oleh doniriadi.blogspot.com Monday, November 10, 2008

2 komentar

  1. Anggrahini Says:
  2. Bolehkah aku menjadi pahlawan bagi diri sendiri?
    Bila tubuh mengaduh kubungkam dengan ketegaran, jiwa sakit ditambal dengan kepasrahan pada Tuhan, dan langkah patah tak sesal menghadang hambatan?
    Bolehkah Anda menjadi pahlawan bagi diri Anda sendiri?

    Ap kbr, Mas Doni?
    Hujan mesti bikin wedangjae makin laris dong?hehe..

     
  3. hujan kadang bikin hati makin miris, terutama jika kita tak membawa payung dan membiarkan orang2 trdekat kita basah kuyup...
    (maksude?)

    kabar baik...
    ho bout u?
    thx doanya buat wedangjae...
    hope u too...pideo

     

Subscribe here

Better Place For Children